Minggu, 17 Maret 2013

AMIDA



AMIDA

Amida adalah suatu jenis senyawa kimia yang dapat memiliki dua pengertian. Jenis pertama adalah gugus fungsional organik yang memiliki gugus karbonil (C=O) yang berikatan dengan suatu atom nitrogen (N), atau suatu senyawa yang mengandung gugus fungsional ini. Jenis kedua adalah suatu bentuk anion nitrogen.
ml.scribd.com/doc/.../Makalah-Kmia-Organik-AMIDA

Amida adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nitrogen trivalen yangterikat pada suatu gugus karbonil. Dan merupakan turunan dari asam karboksilat yangsangat tidak reaktif, dimana gugus –OH diganti dengan –NH2 atau amoniak, dimana1 H diganti dengan asil. Dalam senyawa amida, gugusfungsi asil berkaitan dengan gugus –NH2. Dalam pemberian namanya, akhiran –Oat atau –At dalam nama asaminduknya diganti dengan kata amida.   ml.scribd.com/doc/.../Makalah-Kmia-Organik-AMIDA

Amida banyak digunakan dalam alam dan teknologi sebagai bahan struktural. Keterkaitanamida mudah dibentuk, menganugerahkan kekakuan struktural dan menolak terjadinyahidrolisis. Nilon (poliamida) adalah material yang sangat tangguh termasuk twaron dan kevlar. Hubungan amida dalam konteks hubungan biokimia disebut peptida. Hubungan amidayang seperti itu mendefinisikan molekul protein. Struktur sekunder protein terbentuk karenakemampuan ikatan hydrogen dari amida. Amida memiliki berat molekul rendah, sepertidimetilformamida (HC (O) N (CH3)2) yang biasa digunakan sebagai pelarut. Banyak obat yang bahan dasarnya amida, seperti penisilin dan LSD.
kimiaorganikguruh.blogspot.com/2012/06/amida.html


Amida merupakan salah satu turunan dari asam karboksilat. Turunan-turunan asamkarboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas yang berbeda tergantung pada gugus yangmelekat pada gugus karbonil. Stabilitas dan reaktifitas memiliki hubungan terbalik, yangberarti bahwa senyawa yang lebih stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya. Karena asilhalida adalah kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara kimiadiubah ke jenis lain. Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara logis harusmengikuti bahwa amida tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis molekul lain.

Stabilitas semua jenis asam karboksilat derivatif umumnya ditentukan oleh kemampuan kelompok fungsional untuk menyumbangkan elektron ke seluruh molekul. Pada dasarnya, semakin elektronegatif  atom atau kelompok yang melekat pada gugus karbonil maka molekulakan kurang stabil. Hal ini mudah menjelaskan fakta bahwa asil halida yang paling reaktif, karena halida biasanya cukup elektronegatif. Ini juga menjelaskan mengapa anhidrida asamtidak stabil, dengan dua kelompok karbonil begitu dekat bersama oksigen di antara mereka sehingga tidak dapat menstabilkan baik oleh resonansi maupun pada pinjaman elektron untuk kedua karbonil.

 
Urutan kereaktifan asam karboksilat derivatif adalah sebagai berikut.

Asil Halida (CO-X) > Anhidrida Asil > (-CO-O-OCR) > Tioester Asil(-CO-SR) >EsterAsil (COOR) > Amida(-CO-NR2)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, molekul yang lebih di kiri dapat berubah menjadi molekul yang lebih di kanan, yaitu jenis derivatif lebih reaktif (asil halida) dapat langsungdiubah menjadi jenis derivatif kurang reaktif (ester dan amida).


                                         Struktur dan Ikatan

Amida paling sederhana adalah turunan dari amonia dimana satu atom hidrogen telah digantikan oleh gugus asil. Pada umumnya amida direpresentasikan sebagai RC (O) NH2.Amida dapat berasal dari amina primer (R'NH2) dengan rumus RC (O) NHR '. Amida jugaumumnya berasal dari amina sekunder (R'RNH) dengan rumus RC (O) NR'R. Amidabiasanya dianggap sebagai turunan dari asam karboksilat di mana gugus hidroksil telahdigantikan oleh amina atau amonia.
ml.scribd.com/doc/93070453/Makalah-Amida


                                                 Tatanama
Amida ialah suatu senyawa yang mempunyai nitrogen trivalen yang terikat pada suatu gugus karbonil. Dalam senyawa amida, gugusfungsi asil berkaitan dengan gugus –NH2. Dalam pemberian namanya, akhiran –Oat atau –At dalam nama asam induknya diganti dengan kata amida.
Contoh:
HCOOH : Asam metanoat / asam format 
HCONH2 : metanamida(IUPAC)
Formamida (trivial)
CH3CH2CH2COOH : asam bityanoat/asam butirat
CH3CH2CH2CONH2 : butanamida (IUPAC)
Butiramida (trivial)
 aryhidayah34.blogspot.com/.../normal-0-false-false-false-in...


Sifat Fisika dan Kimia

     1.        Sifat Fisik Amida
Amida mudah membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya tinggi dibandingkan senyawa lain dengan bobot molekul yang sama, namun bila terdapat subtituen aktif pada atom nitrogennya maka titik didih dan titik lelehnya cenderung menurun karena kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen juga menurun. Mudah larut di dalam air karena dengan adanya gugus C=O dan N-H memungkinkan terbentuknya ikatan hidrogen.
Kepolaran molekul senyawa turunan asam karboksilat yang disebabkan oleh adanaya gugus karbonil (-C-), sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisiknya (titik didih,titik lebur dan kelarutan)diketahui bahwa titij didih halida asam, anhidrida asam karboksilat dan ester hampir sama hampir sama dengan titk didih aldehid dan keton yang brat molekulnya sebanding. Perlu diingat bahwa aldehid dan keton adalah senyawa yang juga mengandung gugus karbonil. Khusus untuk senyawa amida, ternyata harga titik didihnya cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antar molekulnya yang digambarkan sebagai berikut :
R
H C
…O N – H ….O N – H
C H
                    R

  2.   Sifat Kimia Amida
Amida bereaksi dengan nukleofil, misalnya dapat dihidrolisis dengan air. Amida dapat direduksi dengan litium anhidrida menghasilkan amina.  Kegunaan Amida Amida yang sangat terkenal adalah ureum (urea), yaitu suatu diamida dari suatu asam karbonat.  Urea merupakan padatan kristal tak berwarna, dan merupakan hasil akhir metabolisme protein. Orang dewasa rata-rata menghasilkan 30 g urea dalam air seni-nya sehari-hari. Urea dihasilkan besar-besaran untuk pupuk.pada tanaman-tanaman pertanian dan perkebunan. Urea juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat dan plastik.
Turunan-turunan asamkarboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas yang berbeda tergantung pada gugus yangmelekat pada gugus karbonil. Stabilitas dan reaktifitas memiliki hubungan terbalik, yangberarti bahwa senyawa yang lebih stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya. Karena asilhalida adalah kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara kimiadiubah ke jenis lain. Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara logis harusmengikuti bahwa amida tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis molekul lain.Stabilitas semua jenis asam karboksilat derivatif umumnya ditentukan oleh kemampuankelompok fungsional untuk menyumbangkan elektron ke seluruh molekul. Pada dasarnya,semakin elektronegatif atom atau kelompok yang melekat pada gugus karbonil maka molekulakan kurang stabil. Hal ini mudah menjelaskan fakta bahwa asil halida yang paling reaktif karena halida biasanya cukup elektronegatif.

                                     Sintesis Amida
Akrilamida (atau amida akrilat) adalah senyawa organik sederhana dengan rumus kimia C3H5NO dan berpotensi berbahaya bagi kesehatan (menyebabkan kanker atau karsinogenik). Nama IUPAC-nya adalah 2-propenamida. Dalam bentuk murni ia berwujud padatan kristal putih dan tidak berbau. Pada suhu ruang, akrilamida larut dalam air, etanol, eter, dan kloroform. Ia tidak kompatibel dengan asam, basa, agen pengoksidasi, dan besi (dan garamnya). Dalam keadaan normal ia akan terdekomposisi menjadi amonia tanpa pemanasan, atau menjadi karbon dioksida, karbon monoksida, dan oksida nitrogen dengan pemanasan.
Dalam skala industri akrilamida dibuat dari hidrolisis akrilonitril oleh nitril hidratase.
Akrilamida dapat membentuk rantai polimer panjang yang dikenal sebagai poliakrilamida, yang juga karsinogenik. Polimer ini dipakai dalam pengental karena ia akan membentuk gel bila tercampur air. Dalam laboratorium biokimia poliakrilamida dipakai sebagai fase diam dalam elektroforesis gel (PAGE atau SDS-PAGE). Ia dipakai pula dalam penanganan limbah cair, pembuatan kertas, pengolahan bijih besi, dan dalam pembuatan bahan pengepres. Beberapa akrilamida dipakai dalam pembuatan zat pewarna, atau untuk membentuk monomer lain.
Akrilamida dapat terbentuk pada bahan makanan gorengan yang mengandung pati, seperti kentang goreng, atau roti yang dipanggang. Pembentukan terjadi pada pengolahan dengan suhu mulai 120 °C dan dengan kadar 30 hingga 2300 mikromolal per kg. Walaupun proses sepenuhnya tidak diketahui, pembentukan ini diduga kuat terkait dengan fenomenon reaksi pencoklatan non-enzimatik yang dikenal sebagai reaksi Mallard. Perlakuan perendaman potongan kentang sebelum digoreng dalam air atau larutan asam sitrat dapat menurunkan kadar akrilamida sedangkan kepekatan warna coklat berkait erat dengan kadar akrilamida yang terbentuk. ekofaja.blogspot.com


Sintesis Amida Asam Lemak dari Minyak Sawit dan Pengaruhnya Terhadap Oksidasi

Minyak sawit dalam negeri umumnya digunakan untuk pembuatan minyak goreng, margarin, pengemulsi dan sabun. Kebutuhan produk dari minyak sawit diperkirakan akan terus meningkat. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam proses maupun penggunaan minyak sawit tersebut. Salah satunya adalah amida asam lemak yang dapat dimanfaatkan sebagai pelumas, bahan obat-obatan, kosmetik, dan lain-lain.

Amida asam lemak dibuat dengan cara amonolisis pada ragam suhu 150, 175, 200 dan 2250C selama I jam, lalu pada ragam waktu 1,5; 2 dan 2,5 jam. Produksi reaksi amonolisis pada penelitaian ini disebut dengan produk amidasi, yang diduga terdiri dari campuran beberapa komponen seperti amida asam lemak, asam lemak bebas, gliserol, dan sisa triglesirida yang tidak teramidasi. Keberhasilan reaksi amidasi dilihat berdasarkan banyaknya nitrogen yang terikat oleh produk amidasi. Suhu dan waktu optimum amidasi diperoleh pada 1750C selama I,5 jam dengan %N sebesar 0,1067%. Metode pemisahan amida asam lemak menggunakan pelarut dietil eter memiliki rendemen yang lebih tinggi, yaitu sebesar 30,42% (b/b) dibandingkan menggunakan pelarut HCl dan NaOH sebesar 26,22%(b/b).

Reaksi amidasi menghasilkan produk amidasi yang memiliki bilangan peroksida, bilangan penyabunan, titik leleh dan visikositas yang lebih tinggi dibandingkan RBDPO (Refined Bleached and Deodorized Palm Oil), sedangkan bilangan iodine, bilangan asam, dan kadar air lebih rendah. Semakin tinggi suhu oksidasi maka semakin besar peningkatan peroksida, bilangan asam, dan titik leleh RBDPO maupun produk amidasi, sedangkan bilangan iodine dan kadar air semakin menurun. Visikositas RBDPO maupun produk amidasi cendrung meningkat pada suhu oksidasi 900C dan menurun setelah suhu tersebut. Hasil analisis sifat fisika-kimia menunjukkan bahwa produk amidasi lebih stabil terhadap oksidasi dibandingkan dengan RBDPO. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/2426






                              



3 komentar:

  1. Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Seperti pada artikel yang tertera di atas yang membahas mengenai "Amida", muncul suatu pokok permasalah dalam pikiran Saya, yaitu mengenai "Sintesis Amida Asam Lemak dari Minyak Sawit dan Pengaruhnya Terhadap Oksidasi".Disana diterangkan bahwasannya sintesis amida asam lemak menggunakan minyak sawit. Yang menjadi pertanyaan, mungkinkah sintesis amida dapat pula digunakan pada minyak kelapa biasa atau pada minyak jarak ? Kemudian, apakah ada dampak negatif dari hasil sintesis amida asam lemak tersbut bagi kesehatan atau bagi lingkungan ?

    BalasHapus
  2. baiklah saya akan mencoba menjawab sebisa saya dari artikel-artikel yang saya baca.
    mengenai dampak negatif dari hasil amida asam lemak tentunya ada..
    yang saya ketahui yaitu :
    1. menyebabkan peningkatan kerapuhan (brittleness) dan retrogradasi produk yang terlalu cepat pada pemlastis
    2.jika salah satu hasilnya kita konsumsi berlebihan maka Menyebabkan iritasi aliran udara, menyebabkan batuk dan spasme laring (golongan halogen).serta menyebabkan sakit kepala contohya pada obat-obatan.

    BalasHapus