AMIDA
Amida adalah suatu jenis senyawa kimia yang
dapat memiliki dua pengertian. Jenis pertama adalah gugus
fungsional organik yang memiliki
gugus karbonil (C=O) yang
berikatan dengan suatu atom nitrogen (N), atau
suatu senyawa yang mengandung gugus fungsional ini. Jenis kedua adalah suatu
bentuk anion nitrogen.
ml.scribd.com/doc/.../Makalah-Kmia-Organik-AMIDA
Amida
adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nitrogen trivalen yangterikat pada
suatu gugus karbonil. Dan merupakan turunan dari asam karboksilat yangsangat
tidak reaktif, dimana gugus –OH diganti dengan –NH2 atau amoniak, dimana1 H diganti dengan asil. Dalam senyawa amida,
gugusfungsi asil berkaitan dengan gugus –NH2. Dalam pemberian namanya, akhiran –Oat atau –At dalam nama asaminduknya
diganti dengan kata amida. ml.scribd.com/doc/.../Makalah-Kmia-Organik-AMIDA
Amida
banyak digunakan dalam alam dan teknologi sebagai bahan struktural.
Keterkaitanamida mudah dibentuk, menganugerahkan kekakuan struktural dan
menolak terjadinyahidrolisis. Nilon (poliamida) adalah material yang sangat
tangguh termasuk twaron dan kevlar. Hubungan amida dalam konteks hubungan
biokimia disebut peptida. Hubungan amidayang seperti itu mendefinisikan molekul
protein. Struktur sekunder protein terbentuk karenakemampuan ikatan hydrogen
dari amida. Amida memiliki berat molekul rendah, sepertidimetilformamida (HC
(O) N (CH3)2) yang biasa digunakan sebagai pelarut.
Banyak obat yang bahan dasarnya amida, seperti penisilin dan LSD.
kimiaorganikguruh.blogspot.com/2012/06/amida.html
Amida
merupakan salah satu turunan dari asam karboksilat. Turunan-turunan
asamkarboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas yang berbeda tergantung
pada gugus yangmelekat pada gugus karbonil. Stabilitas dan reaktifitas memiliki
hubungan terbalik, yangberarti bahwa
senyawa yang lebih stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya. Karena asilhalida
adalah kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara
kimiadiubah ke jenis lain. Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara
logis harusmengikuti bahwa amida tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis
molekul lain.
Stabilitas
semua jenis asam karboksilat derivatif umumnya ditentukan oleh kemampuan kelompok
fungsional untuk menyumbangkan elektron ke seluruh molekul. Pada dasarnya, semakin elektronegatif atom atau
kelompok yang melekat pada gugus karbonil maka molekulakan kurang stabil.
Hal ini mudah menjelaskan fakta bahwa asil halida yang paling reaktif, karena
halida biasanya cukup elektronegatif. Ini juga menjelaskan mengapa anhidrida
asamtidak stabil, dengan dua kelompok karbonil begitu dekat bersama oksigen di
antara mereka sehingga tidak dapat menstabilkan baik oleh resonansi maupun pada
pinjaman elektron untuk kedua karbonil.
Urutan kereaktifan asam karboksilat
derivatif adalah sebagai berikut.
Asil Halida (CO-X) > Anhidrida
Asil > (-CO-O-OCR) > Tioester Asil(-CO-SR) >EsterAsil (COOR) >
Amida(-CO-NR2)
Seperti
yang dijelaskan sebelumnya, molekul yang lebih di kiri dapat berubah menjadi molekul
yang lebih di kanan, yaitu jenis derivatif lebih reaktif (asil halida) dapat
langsungdiubah menjadi jenis derivatif kurang reaktif (ester dan amida).
Struktur
dan Ikatan
Amida
paling sederhana adalah turunan dari amonia dimana satu atom hidrogen telah digantikan
oleh gugus asil. Pada umumnya amida direpresentasikan sebagai RC (O) NH2.Amida
dapat berasal dari amina primer (R'NH2) dengan rumus RC (O) NHR '. Amida
jugaumumnya berasal dari amina sekunder (R'RNH) dengan rumus RC (O) NR'R.
Amidabiasanya dianggap sebagai turunan dari asam karboksilat di mana gugus
hidroksil telahdigantikan oleh amina atau amonia.
ml.scribd.com/doc/93070453/Makalah-Amida
Tatanama
Amida
ialah suatu senyawa yang mempunyai nitrogen trivalen yang terikat pada suatu
gugus karbonil. Dalam senyawa amida, gugusfungsi asil berkaitan dengan gugus
–NH2. Dalam pemberian namanya, akhiran –Oat atau –At dalam nama asam induknya
diganti dengan kata amida.
Contoh:
HCOOH : Asam metanoat / asam
format
HCONH2 : metanamida(IUPAC)
Formamida (trivial)
CH3CH2CH2COOH : asam bityanoat/asam
butirat
CH3CH2CH2CONH2 : butanamida (IUPAC)
Butiramida (trivial)
aryhidayah34.blogspot.com/.../normal-0-false-false-false-in...
Sifat Fisika dan Kimia
1.
Sifat Fisik Amida
Amida mudah membentuk ikatan hidrogen sehingga titik
didihnya tinggi dibandingkan senyawa lain dengan bobot molekul yang sama, namun
bila terdapat subtituen aktif pada atom nitrogennya maka titik didih dan titik
lelehnya cenderung menurun karena kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen
juga menurun. Mudah larut di dalam air karena dengan adanya gugus C=O dan N-H
memungkinkan terbentuknya ikatan hidrogen.
Kepolaran molekul senyawa turunan asam karboksilat yang disebabkan oleh adanaya gugus karbonil (-C-), sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisiknya (titik didih,titik lebur dan kelarutan)diketahui bahwa titij didih halida asam, anhidrida asam karboksilat dan ester hampir sama hampir sama dengan titk didih aldehid dan keton yang brat molekulnya sebanding. Perlu diingat bahwa aldehid dan keton adalah senyawa yang juga mengandung gugus karbonil. Khusus untuk senyawa amida, ternyata harga titik didihnya cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antar molekulnya yang digambarkan sebagai berikut :
Kepolaran molekul senyawa turunan asam karboksilat yang disebabkan oleh adanaya gugus karbonil (-C-), sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisiknya (titik didih,titik lebur dan kelarutan)diketahui bahwa titij didih halida asam, anhidrida asam karboksilat dan ester hampir sama hampir sama dengan titk didih aldehid dan keton yang brat molekulnya sebanding. Perlu diingat bahwa aldehid dan keton adalah senyawa yang juga mengandung gugus karbonil. Khusus untuk senyawa amida, ternyata harga titik didihnya cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antar molekulnya yang digambarkan sebagai berikut :
R
H C
…O N – H ….O N
– H
C H
R
2.
Sifat Kimia Amida
Amida bereaksi
dengan nukleofil, misalnya dapat dihidrolisis dengan air. Amida dapat direduksi
dengan litium anhidrida menghasilkan amina. Kegunaan Amida Amida yang
sangat terkenal adalah ureum (urea), yaitu suatu diamida dari suatu asam
karbonat. Urea merupakan padatan kristal tak berwarna, dan merupakan
hasil akhir metabolisme protein. Orang dewasa rata-rata menghasilkan 30 g urea
dalam air seni-nya sehari-hari. Urea dihasilkan besar-besaran untuk pupuk.pada
tanaman-tanaman pertanian dan perkebunan. Urea juga digunakan sebagai bahan
baku pembuatan obat dan plastik.
Turunan-turunan
asamkarboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas yang berbeda tergantung
pada gugus yangmelekat pada gugus karbonil. Stabilitas dan reaktifitas memiliki
hubungan terbalik, yangberarti bahwa
senyawa yang lebih stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya. Karena asilhalida
adalah kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara
kimiadiubah ke jenis lain. Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara
logis harusmengikuti bahwa amida tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis
molekul lain.Stabilitas semua jenis asam karboksilat derivatif umumnya
ditentukan oleh kemampuankelompok fungsional untuk menyumbangkan elektron ke
seluruh molekul. Pada dasarnya,semakin
elektronegatif atom atau kelompok yang melekat pada gugus karbonil
maka molekulakan kurang stabil. Hal ini mudah menjelaskan
fakta bahwa asil halida yang paling reaktif karena halida biasanya cukup
elektronegatif.
Sintesis Amida
Akrilamida (atau amida akrilat) adalah
senyawa organik sederhana dengan rumus
kimia C3H5NO dan berpotensi berbahaya bagi kesehatan (menyebabkan kanker atau karsinogenik). Nama IUPAC-nya adalah 2-propenamida. Dalam bentuk murni ia berwujud padatan kristal putih dan tidak berbau. Pada suhu ruang, akrilamida larut dalam air, etanol, eter, dan kloroform. Ia tidak
kompatibel dengan asam, basa, agen pengoksidasi, dan besi (dan garamnya). Dalam keadaan
normal ia akan terdekomposisi menjadi amonia tanpa pemanasan, atau menjadi karbon
dioksida, karbon
monoksida, dan oksida
nitrogen dengan pemanasan.
Akrilamida
dapat membentuk rantai polimer panjang yang dikenal sebagai poliakrilamida,
yang juga karsinogenik. Polimer ini dipakai dalam pengental karena ia akan
membentuk gel bila tercampur air. Dalam laboratorium biokimia poliakrilamida dipakai
sebagai fase diam dalam elektroforesis gel (PAGE atau SDS-PAGE). Ia dipakai pula dalam penanganan limbah cair,
pembuatan kertas, pengolahan bijih besi, dan dalam pembuatan bahan pengepres.
Beberapa akrilamida dipakai dalam pembuatan zat
pewarna, atau untuk membentuk monomer
lain.
Akrilamida
dapat terbentuk pada bahan makanan gorengan yang mengandung pati, seperti kentang goreng, atau roti yang dipanggang. Pembentukan terjadi pada pengolahan dengan suhu mulai
120 °C dan dengan kadar 30 hingga 2300 mikromolal per kg. Walaupun proses sepenuhnya tidak diketahui, pembentukan ini diduga
kuat terkait dengan fenomenon reaksi pencoklatan non-enzimatik yang dikenal sebagai reaksi Mallard. Perlakuan perendaman potongan kentang sebelum digoreng dalam air atau
larutan asam sitrat dapat menurunkan kadar akrilamida sedangkan kepekatan warna
coklat berkait erat dengan kadar akrilamida yang terbentuk. ekofaja.blogspot.com
Sintesis
Amida Asam Lemak dari Minyak Sawit dan Pengaruhnya Terhadap Oksidasi
Minyak sawit dalam negeri umumnya digunakan untuk pembuatan
minyak goreng, margarin, pengemulsi dan sabun. Kebutuhan produk dari minyak
sawit diperkirakan akan terus meningkat. Oleh karena itu, diperlukan inovasi
dalam proses maupun penggunaan minyak sawit tersebut. Salah satunya adalah
amida asam lemak yang dapat dimanfaatkan sebagai pelumas, bahan obat-obatan,
kosmetik, dan lain-lain.
Amida asam lemak dibuat dengan cara amonolisis pada ragam
suhu 150, 175, 200 dan 2250C selama I jam, lalu pada ragam waktu
1,5; 2 dan 2,5 jam. Produksi reaksi amonolisis pada penelitaian ini disebut
dengan produk amidasi, yang diduga terdiri dari campuran beberapa komponen
seperti amida asam lemak, asam lemak bebas, gliserol, dan sisa triglesirida
yang tidak teramidasi. Keberhasilan reaksi amidasi dilihat berdasarkan
banyaknya nitrogen yang terikat oleh produk amidasi. Suhu dan waktu optimum
amidasi diperoleh pada 1750C selama I,5 jam dengan %N sebesar
0,1067%. Metode pemisahan amida asam lemak menggunakan pelarut dietil eter
memiliki rendemen yang lebih tinggi, yaitu sebesar 30,42% (b/b) dibandingkan
menggunakan pelarut HCl dan NaOH sebesar 26,22%(b/b).
Reaksi amidasi menghasilkan produk amidasi yang memiliki
bilangan peroksida, bilangan penyabunan, titik leleh dan visikositas yang lebih
tinggi dibandingkan RBDPO (Refined
Bleached and Deodorized Palm Oil), sedangkan bilangan iodine, bilangan
asam, dan kadar air lebih rendah. Semakin tinggi suhu oksidasi maka semakin
besar peningkatan peroksida, bilangan asam, dan titik leleh RBDPO maupun produk
amidasi, sedangkan bilangan iodine dan kadar air semakin menurun. Visikositas
RBDPO maupun produk amidasi cendrung meningkat pada suhu oksidasi 900C
dan menurun setelah suhu tersebut. Hasil analisis sifat fisika-kimia
menunjukkan bahwa produk amidasi lebih stabil terhadap oksidasi dibandingkan
dengan RBDPO. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/2426
Tidak ada komentar:
Posting Komentar